Selasa, 06 Mei 2014

Kisah/Cerita Rify (Rio Ify). Sluruh Nafas Ini | Agus Triana

Hai semua, kali ini saya akan membagikan artikel tentang Kisah Cinta Rio dan Ify. Ini hanya cerita bukan kenyataan, mungkin buatan fans atau ada pengarang cerita yang memang menjadikan tema Rio Ify.
Kisahnya seru lho, ada sedih,haru,tawa,juga bahagia, tentu saja bahagia di akhirnya atau Happy Ending.
Langsung aja di Simak di bawah ini, ingat dibawaj ini, bukan di bawah meja ataupun jembatan.

Lihatlah luka ini yang sakitnya abadi,
Yang terbalut hangatnya bekas pelukmu
***
“Kita putus Fy ! “ suara baritone milik Rio
memecahkan keheningan yang telah tercipta
sejak beberapa puluh menit yang lalu.
“apa Yo? Putus ? tapi kenapa yo , aku ada salah
ya sama kamu ? kok kamu tiba-tiba kayak gini
sih ? “ Tanya Ify shock , ia berharap
pendengarannya mengalami gangguan saat
mendengarkan kata-kata Rio barusan
“Iya putus, gue rasa kita cukup sampai disini aja,
makasih buat selama ini dan maaf kalo gue
banyak salah sama lo” jawab Rio tegas dan
segera berlalu meninggalkan Ify
Alyssa Saufika Umari –Ify- gadis itu kini hanya
mampu terdiam dan membiarkan air matanya
terus mengalir. Ia tidak menyangka Rio akan
meninggalkannya tanpa alasan seperti ini.
Sebenarnya ada apa dengan pemuda itu ?
padahal tadi malam mereka berdua baru saja
merayakan anniv mereka yang ke 2 tahun. Lalu
sekarang ? mengapa ia memutuskan Ify secara
sepihak?
“ya Tuhan, mengapa rasanya sesakit ini ? kamu
jahat Rio” lirih Ify tertahan sambil
menengadahkan kepala agar bisa sedikit
menahan laju air matanya.
Ternyata benar kata orang-orang, kehilangan
seseorang yang telah kita anggap cinta sejati itu
bagaikan orang-orang renta yang kehilangan
tongkat mereka.
“The true love suddenly broken, not only but lide
old man who has lost their stick”
***
BRUG !!!
Satu pukulan keras milik Gabriel mendarat
tepat di ulu hati Rio, membuat sang empunya
yang tak memiliki persiapan apapun terhempas
keras ditanah serta meringis kesakitan.
“sakit yo ? tapi ini belum apa-apa sama Ify yang
udah lo tinggalin gitu aja” suara Gabriel
terdengar berat dan sarat akan kemarahan
“maaf” lirih Rio sambil memegang dadanya
untuk menahan sakit yang diberi secara Cuma-
Cuma oleh Gabriel
“maaf loe bilang ? ckck dasar gak tau malu. Loe
kenapa sih yo ? Ify punya salah sama lo? Gue
gak tega yo liat Ify sekarang, semenjak lo
putusin dia gitu aja dia tuh berubah, dia bukan
lagi Ify yang dulu. Gue mau loe jelasin ke Ify”
tegas Gabriel yang mulai bisa menetralisir
amarahnya
“sorry yel, gue gak bisa”
“Yo, please gue mohon. Ify tuh udah kayak adek
gue yo gue gak mau liat dia kayak gini”
“terserah. Yang jelas gue gak bisa. Gue lakuin ini
juga demi Ify. Makasih yel, bogeman lo mantep”
ucap Rio dengan senyum hambar dan berlalu
meninggalkan Gabriel
“damn !!!” umpat Gabriel sambil mengeksekusi
tinjunya di udara
***
Aku tak akan lupa tak akan pernah bisa
Tentang apa yang harus memisahkan kita
***
Dua minggu sudah Ify putus dengan Rio, namun
keadaan Ify tidak membaik. Ia bukan lagi Ify
yang dulu. Ify yang ceria, yang ramah, bawel. Ia
sekarang lebih terkesan dingin dan murung.
Ditambah lagi sekarang Rio dekat atau sudah
pacaran tepatnya dengan seorang cewek –
Shilla- , hal itu makin membuat Ify sedih dan
galau.
“udah donk fy, lo mau sampai kapan sih kayak
gini. Come on girl, you must move on” kata
cakka, salah satu dari sahabat Ify, yang hanya
dibalas dengan senyuman miris oleh Ify
“ck, Fy plis deh. Cowok kayak Rio aja lo
tangisin, makin gede deh tuh kepala si cunguk”
tambah agni
“tau nih bocah, lo tuh cantik Fy. Loe bisa
dapetin yang lebih manis, lebih ganteng, lebih
mancung, lebih putih dari si Rio. Yakin deh gue”
Sivia juga ikut menceramahi Ify, karena kesal
dengan sikap diam Ify.
“bener tuh Fy, ntar kita semua bantu cariin
cowok baru deh. Noh di tanah abang banyak, lo
tinggal pilih deh mau yang merk apaan”
sambung iel dengan disisipi sedikit candaan
“makasih ya, tapi gue belom bisa. Gue yakin kok
Rio tuh sebenernya nggak kayak gitu” jawab Ify
“etdah Fy, kalo gue jadi elo nih ya udah gue
tendang ke Azkaban tuh si Rio, biar ditelen noh
ama Dementor”
“emang Dementor makan orang ya Ag?
Bukannya Cuma nyedot kebahagian orang?”
Tanya cakka oot
“entahlah, gue juga nggak tau. Ntar deh gue
coba lempar lo kesana. Kalo lo dimakan berarti
ucapan gue bener” balas Agni ketus
“yee,, ntar loe kangen lagi” kata cakka sewot
“sekarep mu lah”
“ck, nih bocah bedua bisa diem gak sih. Nih
pikirin gimana nasib sin neng Ipy” Gabriel
melerai pertengkaran gapenting Agni vs Cakka
“udah ah, kalian gak usah repot-repot. cukup
gue aja yang susah, kalian jangan ikutan ya, gue
jadi nggak enak” Ify akhirnya buka suara (?)
“inilah guna nya sahabat Fy, susah senang kita
tanggung sama-sama, hehe” ucap Gabriel sambil
nyengir
“huhuhu wise banget sih abang iel, Via makin
cinta deh” balas Via
“huuuu lebee…” teriak mereka bersamaan
Mungkin orang bisa hidup tanpa kekasih
Tapi apakah mereka bisa jika tanpa sahabat ?
***
Disaat ku tertatih tanpa kau disini
Kau tetap kunanti demi keyakinan ini
***
Bagaikan Ginny Weasley, ia rela menunggu
balasan cinta dari seseorang yang sangat
dicintainya –Harry Potter-. Dan saat Harry
berpacaran dengan gadis lain apakah Ginny
membenci atau memaki pada gadis itu ? TIDAK.
Ginny tetap tersenyum, karena ia yakin
penantian nya tak akan sia-sia. Lalu bagaimana
dengan Ify ? apakah ia juga bisa seperti Ginny ?
separuh hatinya mengatakan bahwa ia harus
mencari pengganti untuk Rio, namun separuh
hatinya juga meyakini bahwa ia harus
mempertahankan cintanya untuk Rio, seolah
kelak ia akan mendapatkan balasan yang
setimpal.
***
Mendung masih betah bergelayut diatas sana,
mungkin ia juga bingung, ingin menumpahkan
semua air langit yang ditampung nya, atau
menyimpannya untuk esok hari.
Ify baru saja ingin melangkahkan kakinya
menuju taman itu, tapi ada pemandangan yang
menahan langkahnya. Hatinya bergemuruh,
matanya menahan tangis. Ia Ingin sekali berlari
sekarang, tapi mengapa kakinya tidak bisa di
ajak berkompromi. Ia hanya mematung melihat
pemandangan di depannya. Rio dan Shilla, dua
sejoli itu duduk beralaskan rumput hijau, Rio
bersandar di pohon trembesi di belakang nya
sambil mengalunkan sebuah lagu, sedangkan
shilla menyandarkan kepala nya di sisi Rio.
Kedua nya tersenyum manis menikmati moment
itu. Tapi tidak dengan Ify, air mata nya terus
mengalir.
“Dirimu dihatiku tak lekang oleh waktu meski
kau bukan milikku, intan permata yang tak
pudar tetap bersinar mengusik kesepian
jiwaku” entah mengapa tiba-tiba Ify
menyanyikan penggalan salah satu lagu milik
Kerispatih itu dengan lantang dan suara
bergetar menahan tangis, membuat kedua objek
yang sejak tadi menggangu pemandangan nya
menoleh
RIO P.O.V
***
“Dirimu dihatiku tak lekang oleh waktu meski
kau bukan milikku, intan permata yang tak
pudar tetap bersinar mengusik kesepian
jiwaku”
Suara itu? Sepertinya aku mengenal suara itu.
Kugerakkan kepalaku untuk mencari sumber
suara itu. Aku tertegun, Ify, ternyata benar
dugaanku Ify lah yang tadi menyanyikan lagu
itu. Aku tak tega, aku tak tega melihatnya
dengan keadaan seperti itu. Aku ingin berlari ke
sisinya, merengkuh erat tubuhnya.
Tapi apa yang bisa kulakukan ? aku hanya bisa
terdiam disini, rangkulan tangan shilla
kurasakan semakin erat, seperti menahanku
agar tidak berlari menghampiri Ify. Ya tuhan,
jagalah Ify, jangan biarkan ia menangis, aku
ingin ia selalu tersenyum.
“Ify” lirihku setelah puluhan detik tertegun
menatap gadis itu
***
Author P.O.V
“Ify” lirih Rio tertahan
Ify tak sanggup lagi, ia akhirnya berlari
meninggalkan taman itu. Ia terus berlari, entah
kemana kakinya membawa tubunya, yang ia
inginkan saat ini hanyalah segera menjauh dari
taman itu.
Entah dimana ia sekarang , matanya memandang
sekelilingnya, ia tak tau dimana ia sekarang.
Namun sepertinya ia berada di salah satu
komplek perumahan. Tapi ia tak peduli ia terus
menangis, sampai lututnya lemas dan tak bisa
berlari lagi. Ia terduduk di jalan yang mulai sepi
ini, mungkin karena cuaca yang tidak bagus ini
membuat para penghuni komplek ini malas
keluar rumah .
“Lo jahat Rio, Lo jahat, tapi kenapa yo? Kenapa
gue gak bisa benci sama lo” Ify berteriak sekeras
kerasnya.
Layaknya sinetron-sinetron yang banyak
ditayangkan di beberapa stasiun TV swasta
akhir-akhir ini, hujan sepertinya mendukung
adegan yang dimainkan gadis ini, awan yang
tadinya mendung kini mencurahkan seluruh air
langit. Gemuruh dari deras hujan serta gelegar
bunyi Guntur yang mulai terdengar membuat
suasana mencekam, padahal ini masih sekitar
jam setengah enam sore.
Ify masih membiarkan tubuhnya diguyur hujan,
ia tak peduli dengan suara Guntur yang
memekakan telinganya,
Namun sesaat kemudian ia merasakan derasnya
hujan tak lagi mengguyur tubuhnya, padahal
didepan nya hujan masih mencurahkan
amunisinya dengan beringas. Ia menengadahkan
kepala nya , ia melihat sebuah payung warna
warni melindungi dirinya dan seseorang yang
sepertinya sudah dikenalinya.
“Kak Alvin” lirihnya, lalu tiba-tiba semua nya
gelap.
***
Jika memang dirimulah tulang rusukku
Kau akan kembali pada tubuh ini
***
Ify membuka matanya perlahan, menyapu
pandang ke sekeliling ruangan yang sangat asing
baginya. Ruangan dengan warna biru langit dan
didominasi dengan aroma mint segar ini,
membuat ia mengernyitkan matanya. Lalu
pandangannya tertuju pada seorang gadis kecil
disampingnya, ia baru akan bertanya pada gadis
kecil itu. Tapi belum sempat ia bertanya, gadis
kecil itu segera berlari.
“emang gue nyeremin ya” ucap Ify, sambal
reflek memegang wajahnya
“eh elo udah sadar? Syukur deh” sebuah suara
mengagetkan Ify
“Kak Alvin?”
“yapz, loe Ify kan? Anak kelas XI Ipa2 ,
sekaligus murid kesayangan Nyokap gue”
“iya, kok gue bisa disini kak?”
“seharusnya gue yang Tanya begitu. Loe ngapain
nongkrong sambil ujan-ujanan di depan rumah
gue. Untung loe ketemunya sama cowok kece
bin baek kayak gue, coba loe ditemuin sama
satpam komplek, mungkin loe udah di Rumah
sakit jiwa deh sekarang” oceh alvin panjang
lebar, dan berhasil membuat Ify menarik kedua
sudut bibirnya untuk tersenyum
“yee kak Alvin narsis, lagian nih ya kak gue kan
manis, mana mungkin di bawa ke RSJ, huu ada-
ada aja loe kak. Eh btw makasih ya kak udah
nolong Ify”
“anytime, eh mending loe ganti baju deh ntar
kering di badan lagi, masuk angin ntar”
“nggak usah deh kak, Ify mau langsung pulang
aja, ntar mama Ify nyariin Ify lagi”
“udah, nurut aja deh sama gue, loe mau ganti
baju sendiri, atau gue yang gantiin baju loe?”
jawab Alvin sambil menaik turunkan alisnya dan
memasang senyum menggoda.
“ck, iyadeh, gue ganti sendiri aja”
“hehe, nih bajunya, moga cukup deh, baju emak
gue sih soalnya. Hehe, tuh loe ganti aja di kamar
mandi, tuh kamar mandinya” kata Alvin sambil
menuju kamar mandi yang ada di kamarnya
“oke oke, sekali lagi thanks ya kak” kata Ify dan
berlalu menuju kamar mandi
“iya iya, eh serius nih fy mau ganti baju sendiri?
Gue temenin ya?”
“yeee ogah”
“whahahaha, udah cepetan sana abis itu kita
turun kebawah, nyokap gue nungguin tuh”
“bawel loe”
*beberapa saat kemudian”
“whahaha, loe kayak orang-orangan sawah Fy”
komentar Alvin pada saat melihat Ify keluar
dari kamar mandi
“yee, elo tikusnya donk”
“gak apa-apa deh yang penting gue kece”
“terserah loe deh”
“eh turun yuk, nyokap gue nungguin tuh, mau
makan malam”
“enggak deh kak, gue pulang aja. Gue jadi gak
enak nih”
“ahh ayoo buruan” tanpa babibu Alvin langsung
menarik tangan Ify
***
“Eh Ify, ayo ikutan makan” sapa Bu Winda, guru
Kimia Ify, sekaligus ibunya Alvin
“aduh, nggak usah deh Bu, ntar Ify ngerepotin
lagi”
“ahh ayo, nggak usah sungkan, ntar abis makan
Alvin langsung antarin kamu pulang kok”
“buruan deh Fy, gak usah malu-malu, mau diet
lo? Badan kayak daun sawi aja sok-sok an mau
diet lagi lo” ucap Alvin yang dihadiahi tatapan
membunuh oleh Ify, Alvin Cuma nyengir
“ayo kakak cantik, kita makan yuk” suara gadis
kecil ini berhasil membuat Ify berhenti untuk
membunuh Alvin (?)
“eh?”
“aku acha kak, adik nya kak Alvin” kata acha
memperkenalkan dirinya pada Ify
“Aku Ify” balas Ify
“kakak cantik deh, pantasan kak Alvin suka”
ucap acha polos , dan membuat Alvin salah
tingkah
“udah-udah ayo makan” kata Alvin tanpa
menoleh pada Ify
“maksudnya acha apaan coba?” batin Ify
***
Ku akan Tua dan mati dalam pelukmu
Untukmu seluruh nafas ini
***
“ Makasih ya kak, udah nganterin Ify pulang”
kata Ify ketika mobil Alvin sudah berhenti di
depan rumahnya
“iya iya, udah berapa kali bilang makasih sih lo
sama gue?”
“yee, udah ditolongin kan harus bilang makasih
kak”
“iya deh, udah masuk sana, udah malem nih…”
balas Alvin dan mengacak pelan puncak kepala
Ify, yang mengingatkan Ify pada sosok Rio
“iya, Ify masuk dulu ya kak, met malam kak
Alvin” ucap Ify sambil tersenyum dan segera
keluar dari mobil Alvin, dan masuk ke
rumahnya
“gudnite Alyssa, heem Alyssa Saufika Umari”
Alvin tersenyum , dan segera menjalankan mobil
nya perlahan meninggalkan rumah Ify
***
Kita telah lewati rasa yang telah mati
Bukan hal baru bila kau tinggalkan aku
***
Tiga bulan telah berlalu sejak insiden itu, sejak
itulah Ify dan Alvin pun semakin dekat. Ify yang
merasa nyaman dengan Alvin mulai menyadari
ada benih-benih cinta mulai tumbuh di hatinya,
begitu pula dengan Alvin, Alvin yang memang
telah lama suka sama Ify merasa inilah
kesempatannya untuk mendapatkan Ify.
Lalu ? bagaimana dengan Rio? Apakah posisi
pemuda itu di hati Ify akan digantikan oleh
Alvin?
Jujur saja, Ify sesungguhnya tidak atau tepatnya
belum bisa menghapus bayang-bayang Rio,
kenangan-kenangan manis bersama Rio, semua
itu sangat sulit untuk dilupakan oleh Ify.
Bahkan jika sedang bersama Alvin saja, ia sering
membayangkan jika Alvin itu adalah Rio.
Semua rasa manis yang diberikan oleh sang
terkasih, tak jarang berubah menjadi kepahitan
jika rasa manis itu telah dibubuhi serbuk-serbuk
pengkhianatan. Namun cobalah kepahitan itu,
jangan kau terpaku pada si manis saja. Karena
dengan merasakan kepahitan, kau akan
menambah pengetahuanmu , bahwa rasa itu
tidak hanya satu.
Jadikanlah semua itu sebagai pelajaran, jangan
kau coba melupakan masa lalu. Karena tanpa
masa lalu kau tak akan menuju masa depan.
***
“ciee,, ehem ehem, neng ipy kita kayak nya
nggak galau lagi nih” koar cakka ketika berhasil
menangkap basah Ify sedang saling melempar
senyum bersama Alvin
“ii cakka apaan sih”
“hehe, pake apaan sih neng ? gak galau akut lagi
sekarang?” Gabriel juga ikut-ikutan menggoda
Ify
“gue pake IM3 bebas galau, puas lo” tandas Ify
yang semakin salah tingkah
“yee , jadi korban iklan ni bocah” sahut agni
yang sudah tidak asing dengan slogan yang
digunakan Ify
“hehe, yang penting gue kece” jawab Ify
“gak nyambung koplak” teriak agi, dan sivia
“eh tapi, loe udah jadian ya fy sama kak Alvin?”
Tanya sivia penasaran
“huuu, sembarangan, ya belomlah”
“ciee , belom? Berarti bentar lagi jadian nih?”
“iih via apaan sih”
“whehehe Ify salting, tuh kan apa gue bilang fy,
loe pasti dapetin yang lebih mancung, yang lebih
putih dari Rio” sambut sivia
Mendengar nama Rio disebut, membuat Ify
terdiam, menerawang ke saat-saat ketika ia
masih bersama Rio.
“woi fy, Ify, Ify oiiii” teriak cakka tepat di
telinga Ify
“cakka, apaan sih? Budek nih ntar gue nya”
jawab Ify sewot sambil mengelus telinga nya
yang menjadi korban cakka (?)
“abis lo ngelamun aja, ngelamun jorok ya lo”
balas cakka
“heh sembarangan aja loe, gue kempesin juga
deh tuh badan lo” balas ify sewot
“udah-udah, makan deh buruan, bentar lagi bel
nih, ntar calon ibu mertua neng ipy ngamuk lagi
kalo kita telat” kata iel santai
“maksud lo?” Tanya Ify
“lupain” balas iel
***
Tanpa kita mencari jalan untuk kembali
Takdir cinta yang menuntunmu kembali padaku
***
Hujan deras kembali mengguyur Jakarta siang
ini, membuat siswa-siswi di Putra Bangsa
mengeluh karena harus menunda waktu untuk
istirahat di rumah. Begitu juga dengan gadis ini
ia memandang kesal pada hujan di depan nya,
sambil berdiri di koridor, ia terus memandangi
jam tangan nya. Pukul 14.30 , berarti sudah
setengah jam ia berdiri di koridor ini
“ck, hujan nya kok nggak berhenti sih, gue kan
mau pulang, huu mana si cunguk berempat itu
ninggalin gue lagi, gak sohib amit sih, salah gue
juga sih, coba terima tawarannya kak Alvin buat
pulang bareng, pasti gw udah molor nih di
rumah” omel gadis itu –Ify- entah pada siapa
“ehem, ngomel mulu nih cepet tua loh” sebuah
suara baritone milik seorang pemuda berhasil
mengagetkan Ify.
Ify segera menoleh pada pemilik suara itu. Pria
hitam manis itu tersenyum manis ke arahnya,
seolah tak pernah terjadi masalah apa-apa
antara ia dan Ify. Ify tercekat, hatinya berdesir ,
ahh senyum itu, senyum yang sangat Ify
rindukan. Entah sudah berapa lama ia tak
melihat senyum pemuda itu.
“Rio ?” ucap Ify pelan, namun masih terdengar
oleh pemuda itu –Rio-
“kok kaget gitu fy? Liat gue kok kayak liat
hantu. Eh belum pulang fy?”
“loe liat kan gue masih disini, berarti gue belom
pulang” Ify mencoba cuek terhadap pemuda itu,
namun nada bicara nya malah terkesan
bercanda
“hehehe, iya sih. Emang supir lo kemana ?”
Tanya rio lagi
“ck, dia lagi cuti, anaknya sakit”
“owh,, pulang bareng gue aja yuk”
“makasih, gue dijemput nyokap kok”
“ahhh udah ayo, gue anterin pulang” kata Rio,
dan langsung menarik paksa lengan Ify untuk
ikut ke mobil nya
" ck Rio, lepasin nggak, gue bisa pulang sendiri"
Ify menyentakan tangan Rio dan kembali ke
koridor, namun belum sampai ia di koridor rio
kembali meraih tangannya
"ayolah pliis,," bujuk Rio manja.
jika tidak ingat dengan masalah nya dengan Rio
akhir-akhir ini, mungkin Ify akan langsung
mengangguk jika Rio sudah memasang tampang
memelas khas korban tsunami itu.
"gue nggak mau"
"Fy, plis" ucap Rio dan segera membalikkan
tubuh Ify agar menghadap ke arahnya.
"plis, kali ini aja" ucap rio lagi.
"oke oke, kali ini aja, buruan basah kuyup nih
gue" Ify akhirnya luluh
"makasih fy"
***
di dalam mobil ify hanya diam, ia hanya
memandang keluar jendela dan menikmati
alunan merdu milik sammy simorangkir
"engkau masih yang terindah, indah didalam
hatiku..." ify bersenandung kecil mengikuti lagu
yang diputar di player mobil Rio
"sama Fy, loe juga tetep yang terindah" ucap Rio
santai, ify mendelik
"maksud lo?"
"iya, loe tetep yang terindah di hati gue , nggak
akan ada yang bisa gantiin lo. karena lo pemilik
tahta tertinggi dihati gue" jawab Rio sambil
tersenyum dan segera memberhentikan mobil
nya tepat di depan pagar rumah Ify
"udah nyampe, gue masuk dulu. thanks ya" Ify
segera keluar dari mobil Rio
Rio tidak ingin menyia nyiakan kesempatan , ia
juga segera keluar dan mengejar Ify, ia segera
menarik tangan Ify, Ify hanya tertunduk, tak
sanggup menatap mata Rio
"Fy, gue sayang sama lo" ucap Rio tulus
"loe bohong yo, lo pembohong" ucap ify lirih
masih tetap menunduk
"gue serius fy, cuma lo, cuma lo yang gue sayang,
cuma lo yang ada disini" Rio mengarahkan
tangan ify ke dadanya, dimana hatinya berada
(?)
"cuma lo yang ada dihati gue" lanjut rio
"trus ? maksud yang kemarin apa yo? kenapa lo
mutusin gue dan lo pacaran sama shilla, itu yang
loe bilang sayang"
"Fy gue bisa jelasin, tapi nggak sekarang , dan
lusa jam 3 sore gue mau lo ikut gue ke suatu
tempat"
"gue gak bisa,"
"gue mohon fy, tapi semuanya tergantung lo, gue
gak maksa, kalo loe mau lo samperin gue
ditaman yang kemarin lo ketemu gue sama
shilla"
Ify hanya diam, tak berkata apapun. Rio segera
mengangkat dagu Ify, memandang gadis itu
tepat di manik bola matanya, tatapan teduh
khas Rio memang selalu mampu meluluh
lantakan hati gadis di depannya ini.
"tatap mata gue, dan loe bakalan tau apa yang
gue rasain"
keduanya beradu pandang , menikmati getaran
halus yang menjalari keduanya, hujan sore ini
seakan tak jadi masalah, mereka relakan tubuh
mereka diguyur hujan.
"Alyssa Saufika Umari, saya Mario Haling sangat
sangat mencintai dan menyayangi anda" ucap
Rio, perlahan ia sedikit menunduk dan
mendekatkan wajahnya ke gadis itu yang sejak
tadi hanya terdiam.
Ify memejamkan matanya ketika Rio semakin
mendekatkan wajahnya, lalu ia mulai
merasakannya, deru nafas Rio yang hanya
berjarak kira2 2 cm dari wajahnya itu, berhasil
membuat gadis itu meremang, beberapa detik
kemudian ia merasakan sesuatu yang , lembut,
basah, dan menghangatkan mengunci bibirnya.
***
Jika memang kau terlahir hanya untukku
bawalah hatiku dan lekas kembali
kunikmati rindu yang datang membunuhku
untukmu seluruh nafas ini
***
Ify memandangi boneka yang dipegang nya,
senyumnya mekar , teddy bear berwarna putih
bersih dengan simbol hati ditengah nya itu
merupakan pemberian Alvin kemarin.
"Loe baik kak, baik banget" batin Ify
tapi tiba-tiba Ify teringat insiden "first kiss"
dibawah guyuran hujan bersama Rio kemarin.
entah mengapa ada sesuatu yang menggelitik
hatinya ketika mengingat hal itu.
"huft, gue bingung yo"
Tok Tok Tok,,
ketukan halus di pintu kamarnya membuyarkan
lamunan Ify
"masuk" ucap Ify keras
"permisi mbak Ify, ada den Alvin dibawah" ucap
Mbok Minah, pembantu di rumah Ify
"huuh, iya bi, suruh tunggu bentar ya, Ify mau
ganti baju dulu"
"iya mbak, permisi"
***
"hei, ngelamun aja ngapain disini kak, masuk
yuk, masa tamu nongkrong dipinggir kolam sih"
ucap Ify pada Alvin yang sekarang tengah duduk
dipinggir kolam renang nya
"eh, , nggak apa-apa kok fy, pengen aja, hehe"
"ada apaan kak nyariin Ify, kangen yaaa.."
"hehe" alvin salah tingkah ia malah menggaruk
garuk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal
sama sekali
"yee malah cengengesan"
"emm Fy, gue boleh ngomong nggak"
"lah daritadi kakak ngapain donk ? bukannya
daritadi kakak udah ngomong?"
"em maksud gue,,aduh,, emm"
"apaan sih kak ? gaje banget deh"
Tiba-Tiba alvin memegang tangan Ify, keduanya
kini duduk berhadapan , Alvin menatap ify
lekat-lekat, mencoba mengumpulkan
keberaniannya untuk mengucapkan kata-kata
yang sudah disusunnya secara apik
"Alyssa Saufika Umari, gue memang bukan
cowok romantis Fy, gue nggak bisa ngerangkai
kata yang indah buat nyatain ini sama lo, tapi
gue yakin , gue punya hati yang indah buat
ngebangun cinta gue ke elo, Ify, gue sayang
sama lo, lo mungkin emang bukan yang pertama
buat gue, tapi gue harap loe mau jadi yang
terakhir dan satu-satunya cewek yang ada dihati
gue"
"kak" Ify ternganga tak menyangka
"Alyssa Saufika Umari, do you wanna be my
girl?" tanya Alvin, tanpa melepaskan
pandangannya dari mata Ify
Ify bingung, apa yang harus dia katakan pada
Alvin, tak dapat dipungkiri jika ia senang , tapi
mengapa ia ragu untuk menerima pemuda yang
memiliki wajah bak aktor korea ini ? apa yang
membuatnya ragu?
"emm kak ify, eemm, Ify mau..." ucapan ify
terpotong ketika mendengar suara yang sangat
di kenalnya meneriakkan namanya
***
"Ify" teriak Rio kencang, ia tidak ingin gadis nya
itu berpaling darinya, biarlah jika ia dituding
sebagai seseorang yang sangat egois, ia tak
peduli
Ify segera menoleh, di dapatinya Rio sedang
berdiri disana, dengan nafas terengah, pemuda
itu segera menghampiri Ify dan Alvin.
"kayak nya gue ganggu ya fy, tapi lo lupakan loe
ada janji sama gue jam 3 ? ini udah jam setengah
5 loh fy" ucap Rio santai, tanpa memperdulikan
tatapan alvin yang seakan ingin menelannya
hidup-hidup.
"emm, sorry deh yo"
"yaudah yuk, sekarang aja, keburu malem"
"tapi .. emm"
"jawaban loe apa donk fy" Alvin segera
membuka mulutnya, tak ingin Rio mendahului
"Ify mau kok kak jadi adek atau sahabat buat
kak alvin, tapi kalo buat jadi pacar , maaf banget
ya kak, Ify gamau nyakitin hati kakak, Ify gamau
pacaran kakak tapi hati Ify buat orang lain, Ify
cuma gamau nyakitin kakak, kakak jangan
marah ya, Ify minta maaf, "
"yeah , huuft, never mind"
"jangan marah ya kak."
"iya fy, kakak gak marah kok,"
"makasih ya kak, makasih buat sayang kakak ke
Ify" ucap Ify lalu ia segera memeluk Alvin
"urwel dear"
"eheemm, gue jadi pengen nelen orang" ucap Rio
yang terbakar cemburu
"ehm fy, gue pulang dulu ya, takut jadi santapan,
kayak nya loe perlu ngadain tahlilan deh, rumah
loe kemasukan kanibal kayaknya" ucap alvin
sambil mengacak poni Ify
"hehe, kakak bisa aja, iya, hati-hati dijalan ya
kak"
Alvin pun hanya tersenyum dan berlalu, namun
sebelum benar2 berlalu ia sempat membisikan
sesuatu di telinga Rio
"jangan sakitin Ify"
***
*Flashback*
"ahh gue gak nyangka hubungan kita udah dua
tahun ya Fy" ucap rio sambil tersenyum sambil
memandang Foto ia dan Ify di ponsel nya, foto
itu di ambil beberapa jam yag lau saat keduanya
sedang merayakan anniversary hubungan
mereka yang ke 2.
"Kak Rio , ada yang nyariin" teriak Ozy -adik
Rio-
"ck, siapa sih ganggu gue aja," ucap Rio kesal,
namun tetap beranjak dari kasurnya
***
"maaf, tante siapa ya?" tanya Rio ketika melihat
paruh baya itu.
"kamu Rio kan ? perkenalkan saya Ara"
"iya, Rio tante. emm ada apaan ya tan?"
"tolong tante yo, "
"tolong apaan tante ? pasti rio tolongin kok"
"tante mau kamu pacaran sama shilla yo" ucap
tante ara to the point
"shilla ? "
"iya, shilla, anak tante" jawab Tante ara sambil
mengarahkan ponselnya ke Rio, untuk
menunjukkan foto shilla
Oh Shilla, gadis itu, Rio pernah satu kelas
dengan gadis itu, ketika kelas X Rio memang
sekelas, Shilla gadis cantik nan angkuh itu. ada
apa dengannya, mengapa ibunya sampai
memohon kepada Rio agar pemuda itu mau
menjadi kekasih untuk anaknya ?
"Shilla sakit yo, Leukimia stadium akhir. "
hah ? apa ? apa yang Rio dengar barusan ?
apakah itu nyata ? ia merasa tak yakin, apakah
benar gadis itu mengidap penyakit seperti itu ?
mengingat perangai gadis sengak itu, rasanya
penyakit itu tak mungkin mampir di tubuh gadis
itu.
"tante tau ini sulit buat kamu Rio, tapi tante
mohon Rio, bahagian shilla di sisa umur nya Rio"
"tapi tante, shilla kan bisa menjalani
kemoterapy"
"kamu benar Rio, tapi ia tak pernah mau, kamu
tau ? setiap tante bertanya apa yang dia
inginkan, dia selalu menjawab 'Rio, shilla cuma
pengen ngabisin waktu shilla sama Rio' cuma itu
yang selalu dia bilang sama tante"
"tapi tante , Rio nggak bisa, rio udah punya
pacar, Rio nggak mungkin nyakitin hati pacar
Rio"
"tante akan bayar berapapun  agar kamu mau
menjadi pacar shilla"
"maaf tante, orang tua Rio termasuk 'sangat
mampu' untuk membiayai Rio"
Tiba-tiba Tante Ara berlutut, ia berlutut di
hadapan Rio. Oh tuhan, apalagi ini, Rio menjadi
tidak tega
"tante mohon Rio, bahagiain shilla"
"baiklah tante, rio akan bahagiain shila seperti
apa yang tante minta"
*Flashback Off*
***
Ini yang terakhir aku menyakitimu
dan Ini yang terakhir aku meninggalkanmu
Takkan ku sia-sia kan hidupmu lagi
***
Dear, Ify
hai fy, kenalin aku shilla. mungkin kalo surat ini
udah nyampe ke kamu aku udah nggak ada lagi
fy.
Fy, aku minta maaf ya, aku minta maaf karena
aku udah jadi pengganggu di hubungan kamu
sama Rio.
yaa, maklum ya fy namanya juga orang sekarat.
hehehe..
aku harap kamu mau maafin aku ya fy, maaf
kalo aku pinjem Rio nya terlalu lama.
Rio itu baik Fy, baik banget malah. dia gak
pantes buat cewek sekarat yang nunggu
malaikat maut jemput kayak aku gini.
Rio pantes bahagia fy, aku yakin kamulah
kebahagian Rio itu.
jagain Rio ya Fy :)
sekali lagi aku minta maaf ya, aku doa'in kamu
sama Rio awet sampe kakek nenek deh.
you're look a like a fairy Ify. :)
-Shilla-
***
Tangan Ify bergetar membaca surat yang
dititipkan Shilla kepada Rio itu.
"maaf ya yo" lirih Ify sambil menahan tangis
"kamu nggak salah fy, aku yang salah,
seharusnya aku cerita sama kamu, dan gak asal
mutusin kamu gitu aja" ucap Rio sambil
memeluk Ify
"kamu baik yo, kamu orang baik"
"kamu juga Alyssa" ucap Rio sambil melepaskan
pelukannya dan tersenyum manis pada Ify
"eh yo, pulang yuk, udah hampir malam"
"aayuk deh, nggak mau pamitan dulu?" Tanya
Rio
Ify tersenyum dan segera berjongkok , ia
mengelus marmer putih didepannya, Batu
nisan ? yapz, Ify dan Rio memang berada di
Pemakaman Umum sekarang ini, Pemakaman
Umum dimana jasad Shilla disemayamkan
"aku sama Rio pamit ya Shill, aku selalu berdoa
semoga kamu baik-baik aja disana, kau kan
orang baik, jadi kamu pasti dapat tempat
terindah di surga sana, see you shilla " ucap Ify
lalu segera berdiri , menyongsong tubuh tegap
Rio yang menunggunya. dengan senyum
terkulum di wajah manis nya ia segera
mengamit lengan pemuda itu, pemuda yang
akan selalu menjadi raja dihatinya.
Seakan ingin menghapus jejak masa lalu, hujan
pun kembali mengguyur, mebasahi kedua insan
itu,
Rio dan Ify , meskipun hujan semakin deras
mengguyur, mereka berdua tetap berjalan santai
menuju ke arah dimana mobil Rio di parkirkan.
"wah hujan nya mengingatkanku pada sesuatu"
ucap Rio sambil senyum-senyum najis.
"hayoo ingat apaan ?"
"yang kemarin itu loh, inget nggak yank? "
"yang kemarin ? apaan ?"
"First kiss kita dibawah derasnya guyuran hujan,
whaahaha" Ucap Rio sambil memasang senyum
menggoda
"ihh apaan sih"
"ciee ayank, malu malu meong nih, lagi yuk
yank, yang kemarin gak kerasa"
"iihh Rio udah deh, " Ify pura-pura ngambek dan
meninggalkan Rio dibelakangnya
dengan setengah berlari rio kembali
menghampiri ify, ia memegang pundak gadis itu.
"I Love You So Much Alyssa" ucap Rio, matanya
menatap lekat tepat di ketua mata Ify
"Love you too Mario"
Perasaan itu terulang lagi, perasaan lembut,
basah dan menghangatkan.
*The second kiss* muehehehe
Dingin nya hujan sepertinya tidak dirasakan
oleh kedua insan ini. Hanya kehangatan yang
seakan terus menjalari keduanya
"Untukmu seluruh Nafas Ini" ucap Rio sambil
tersenyum kepada gadis pujaannya itu
***
Inilah akhirnya, penantian Ify tidak sia-sia.
Keyakinannya akan Rio membawanya ke
singgasana bahagia.
Percayalahah, Cinta sejati itu bagaikan hantu.
Banyak sekali orang yang membicarakannya,
tapi hanya beberapa orang saja yang dapat
menemuinya..
Dan Ify yakin kalau Rio memang lah cinta
sejatinya
“The true love like a ghost. Almost all people
speak it. But, only some people ever really
disconver it”
“Jika memang dirimulah tulang rusukku…
Kau akan kembali pada tubuh ini…
Ku akan tua dan mati dalam pelukmu…
Untukmu seluruh nafas ini…
*The End*


Gimana, seru kan Ceritanya, benar2 seperti kenyataan dan kaya film2 aja tuh.
Kalo ada film nya pasti bagus tuh. Semoga aja RiFy ada filmnya.

Sekian dulu postingan dari saya, sampai ketemu di postingan selanjutnya.
Jangan lupa follow ya @agustriana_IFC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bebas Berkomentar Asal Sopan